Warna
merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri. Penampilan suatu warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna
lain yang ada di sekitarnya. Warna juga merupakan tampilan fisik pertama yang
sampai ke mata kita yang membedakan sesuatu dengan yang lain. Baik itu benda
mati atau benda hidup. Warna bisa kita lihat karena ada interaksi atau karena
ada saling mempengaruhi antar warna itu sendiri. Warna biru dengan kadar
pencahayaan yang sama akan terlihat berbeda penampilannya bila diletakkan di
atas latar yang berbeda atau didekatkan dengan warna yang berbeda pula.
Setiap
warna menimbulkan kesan yang berbeda-beda, dengan memahami berbagai hal
mengenai warna akan memudahkan kita untuk mendapatkan pandangan yang tepat
mengenai tata warna itu sendiri. Sebab nuansa warna yang ditimbulkan oleh warna
itu sendiri sangat banyak macamnya dan kesan yang ditimbulkanpun sangat
beragam. Dari berbagai macam warna yang ada, sebagai warna yang paling dasar
adalah merah, biru, dan kuning. Dari ketiga warna tersebut dapat dirubah
menjadi beribu-ribu macam warna dengan mencampurkannya dalam
perbandingan-perbandingan tertentu sesuai dengan macam warna yang diinginkan. Sebelum
membahas mengenai pencampuran warna kami terlebih dahulu akan membahasan
tentang definisi warna itu tersendiri.
Definisi warna
Warna dapat didefinisikan
secara obyektif atau fisik sebagai sifat
cahaya yang diapancarkan, atau secara subyektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang
gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata
merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit
dari gelombang elektromagnetik.
Definisi lain tentang warna, warna adalah mutu cahaya yang
dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan unsur
penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai
arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan
sebuah warna tidak akan ada artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran
warna-warna lain disekitarnya. Karena warna-warna tersebut akan saling
mempengaruhi (Arniti Kusmiati dan Pramudji Suptandar, 1997:1)
Sedangkan menurut (Mita Purbasari,
2000:12-13), warna adalah suatu alat komunikasi efektif untuk mengungkapkan
pesan, ide atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Pengertian
tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal-usulnya
menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek dan
pendesain dalam berkarya.
Sejarah Warna
Pada
awalnya percobaan warna ini dilakukan oleh Iscac Newton pada tahun 1660 dengan
prisma kaca bahwa cahaya putih terdiri dari warna pelangi (warna spektrum). Hermann von Helmholzt dan James
Clerk Maxwell, pada tahun 1790 mendasarkan warna pada cahaya matahari bertumpu
pada hukum-hukum fisika. Pada tahun 1810 Johann Wolfgang von Goethe,
penggolongan warna menjadi dua golongan warna utama yaitu kuning (berhubungan
dengan kecerahan) dan biru (berhubungan dengan kegelapan).
Michel Eugene Chevreul, pada tahun 1824, mencetuskan
teori harmoni warna
pada textile the law of simultaneous
contrast of colour. Dia adalah seorang direktur utama perusahaan permadani
di Prancis ini mengembangankan teori merah kuning biru. Sir
David Brewster (1831), mencetuskan teori tentang meyederhanakan warna yang ada di alam menjadi
4 kelompok warna yaitu primer, sekunder, tersier, dan netral. Dalam lingkaran
warna Brewster dapat menjelaskan teori kontras warna (komplementer), spilt
komplementer, triad, dan tetrad.
Ogden
Rood (1879), mengembangkan teori ligkaran warnaberdasarkan warna
merah hijau biru dan terdapat putih ditengahnya. Sedangkan pada tahun 1898, Albert H. Munsel mulai
menggunakan sistemnya pada tahun 1898 dan menerbitkannya dalam a colour notation
1965, selain itu ia juga memakai rintisan warna yang dikemukakanoleh ahli
fisika berupa lingkaran warna 3 dimensi (hue, value, crhoma).
Herbet E. Ives
(1900), mengemukakan tentang pencampuran
warna, red = magenta+cyan, blue = magenta+turqouise. Hasilnya dalah
lingkaran warna dengan warna primer magenta,
cyan, yelow. Farber Biren (1934), ia adalah seorang
ilmuan Amerika ini membuat percobaan sendiri dengan membuat bagan
berdasarkan warna tradisional (merah, kuning, biru), selanjutnya ia membuat
lingkaran warna yang pusatnya tidak di tengah karena menurutnya warna panas
lebih dominan dari pada warna sejuk.
Teori
warna
Terdapat banyak sekali teori tentang warna, dalam
tulisan ini kami akan membahas tentang teori-teori tersebut, yaitu :
- Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)
Sekalipun usaha untuk
membuat pewarna telah dimulai dalam perkembangan awal kebudayaan manusia,
pembahasan mengenai keberadaan warna secara ilmiah baru dimulai dari hasil
temuan Isaac Newton yang dimuat dalam bukunya “Optics” (1704). Ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya.
Hanya cahaya satu-satunya sumber warna bagi setiap benda. Asumsi yang dikemukan
oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen sederhana
(1966). Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari
diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih
matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan
menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (sering disingkat
“me-ji-ku-hi-bi-ni-u”), yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam
cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali
melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih.
Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan
gabungan cahaya berwarna dalam spektrum.
Newton kemudian
menyimpulkan: “… benda-benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang
menyentuhnya. Mata manusia memiliki berbagai “fotoreseptor” (penangkap atau
penerima cahaya) untuk menangkap berbagai jenis warna cahaya yang memantul dari
sebuah benda. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor pada mata manusia
menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut. Sebuah apel
tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi karena apel
tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya lainnya dalam
spektrum. Sebuah benda berwarna putih karena benda tersebut memantulkan semua
cahaya spektrum yang menimpanya dan tak satupun diserapnya dan sebuah benda
tampak hitam jika benda tersebut menyerap semua unsur warna cahaya dalam
spektrum dan tidak satu pun dipantulkan atau memang tidak ada cahaya yang menyentuhnya
alias benda tersebut berada dalam gelap.
Cahaya adalah
satu-satunya sumber warna di dunia. Benda-benda yang tampak berwarna semuanya
hanyalah pemantul, penyerap dan penerus satu atau lebih warna-warna dalam
cahaya. Bila cahaya tidak ada maka warna yang paling pucat pun tidak akan
pernah ada.
Teori Kesehatan
Teori kesehatan menyatakan bahwa semua warna
yang dapat ditangkap oleh mata manusia adalah warna pokok. Thomas Young seorang sarjana kedokteran, adalah
orang pertama kali memberi dukungan yang masuk akal terhadap pernyataan Newton
tentang penglihatan warna. Pada saat itu pengetahuan tentang hubungan cahaya
dan penglihatan sudah menunjukkan banyak kemajuan dan sarat dengan bukti yang
melimpah, tetapi informasi mengenai penglihatan warna masih serba terbatas.
Asumsi Newton tentang penglihatan, cahaya dan keberadaan warna-warna benda
diuji kembali. Didukung oleh pengetahuan yang berlaku saat itu, kebenaran asumsi-asumsi
Newton dimungkinkan, tapi Young menolak pernyataan Newton yang menyatakan bahwa
mata memiliki banyak reseptor untuk menerima bermacam warna. Pada tahun 1801 ia
mengemukakan hipotesa bahwa mata manusia hanya memiliki 3 buah reseptor
penerima cahaya, yaitu reseptor yang peka terhadap cahaya biru, merah dan
hijau.
Tetapi Young hampir tidak
melakukan experimen apapun untuk mendukung pernyataannya. Seorang ahli
penglihatan Jerman Hermann von Helmholtz-lah (1850-an) yang menghidupkan dan
menjelaskan kesahihan teori trikromatik Young. Hasil usaha bersama ini kemudian
terkenal dengan “Teori Young-Helmholtz” atau “Teori Penglihatan 3 Warna” atau
“Teori 3 Reseptor”. Melalui ketiga reseptor pada retina mata kita dapat melihat
semua warna serta membeda-bedakannya. Jika cahaya menimpa benda, maka benda
tersebut akan memantulkan satu atau lebih cahaya dalam spektrum. Jika cahaya
yang dipantulkan tersebut menimpa mata, maka reseptor-reseptor di retina akan
terangsang salah satunya, dua, atau ketiganya sekaligus. Jika cahaya biru
sampai ke mata, reseptor yang peka birulah yang terangsang, dan warna yang
tampak adalah biru. Jika reseptor hijau yang terangsang, maka warna yang tampak
adalah hijau, dan kalau reseptor merah yang terangsang warna yang tampak adalah
merah.
2.
Teori Brewster
Teori Brewster menyatakan bahwa warna pokok
(primer) adalah warna yang dapat berdiri sendiri dan bukan merupakan hasil
percampuran dengan warna lain. Sementara itu, warna yang berasal dari
percampuran antara dua warna pokok disebut warna sekunder. Warna pokok teridiri
dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah warna hijau, jingga
dan ungu. Warna hijau dihasilkan dari campuran warna biru dan kuning, sedangkan
warna ungu diperoleh dari campuranwarna merah dan biru.
Warna yang diperoleh dari percampuran antara warna
primer dan warna sekunder disebut warna tertier. Rumus yang diperoleh dari
Teori Brewster tersebut memampukan Herbert Ives untuk menciptakan lingkaran
warna. Teori tersebut kemudian banyak diikuti orang, terutama mereka yang
berkecimpung dalam bidang seni rupa.
3.
Teori Munsell
Pada
tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik
dan psikis. Warna dapat didefinisikan secara obyektif atau fisik sebagai sifat
cahaya yang dipancarkan, secara subyektif atau psikologis sebagai bagian dari
pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat
diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang
tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan
bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Cahaya yang dapat ditangkap
indera manusia mempunyai
panjang gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer
tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang
disebut spectrum atau warna cahaya, mulai berkas cahaya warna ungu, violet,
biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu atau violet
terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar
cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang atau sinar inframerah,
gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang, yang
banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV.
Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa
suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga
terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut
memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena
sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu
benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna
pelangi. Pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan
warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu.
Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang
warna sebagai berikut:
Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja,
warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian
estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Oleh
karena itu selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata warna mampu
mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut
menentukan suka. Teorinya
menyatakan bahwa warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru, dan
jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau
tua, biru tua, dan nila.
Pembagian
Warna
Dalam pembagian warna yang kami bahas ini lebih
mengacu pada teori Brewster, yaitu :
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan
campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer
adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar.
Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya,
manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan
Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:
- Merah (seperti darah)
- Biru (seperti langit atau laut)
- Kuning (seperti kuning telur)
Ini
kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni
rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna
sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier. Akan tetapi secara
teknis, merah – kuning – biru, sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga warna
pigmen primer adalah magenta, kuning dan cyan. (Oleh karena itu apabila
menyebut ”merah, kuning, biru” sebagai warna pigmen primer, maka ”merah” adalah
cara yang kurang akurat untuk menyebutkan ”magenta” sedangkan ”biru” adalah cara
yang kurang akurat untuk menyebutkan ”cyan”). Biru dan hijau adalah warna
sekunder dalam pigmen, tetapi merupakan warna primer dalam cahaya, bersama
dengan merah.
Pada dasarnya warna primer adalah bukan
milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respon
fisiologis mata manusia terhadap cahaya. Cahaya adalah spektrum
berkesinambungan dari panjang gelombang, yang berarti bahwa terdapat jumlah
warna yang tak terhingga. Akan tetapi, mata manusia normalnya hanya memiliki
tiga jenis alat penerima/reseptor yang disebut dengan sel kerucut (yang berada
di retina). Ini yang merespon panjang gelombang cahaya tertentu. Manusia serta
spesies lain yang memiliki tiga macam reseptor warna disebut makhluk
trichromat. Spesies yang dikenal sebagai tetrachromat, dengan empat reseptor
warna menggunakan empat warna primer.
Manusia hanya dapat melihat sampai dengan
400 nanometer, warna violet, sedangkan makhluk tetrachromat dapat melihat warna
ultraviolet sampai dengan 300 nanometer, warna primer keempat ini kemungkinan
bertempat di panjang gelombang yang lebih rendah dan kemungkinan adalah warna
magenta spektral murni lebih dari sekedar magenta yang kita lihat sebagai
campuran dari merah dan biru.
Warna primer additif
Alat atau media yang menggabungkan pancaran
cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Warna
primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan
hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru
menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menghasilkan nuansa
ungu dan magenta. Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan
nuansa warna kelabu, jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah
warna putih. Ruang warna atau model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue).
RGB disebut juga warna pencahayaan,
hal itu dikarenakan apabila dalam suatu ruang yang sama
sekali tidak ada cahaya, maka ruangan tersebut adalah gelap total. Tidak ada
signal gelombang cahaya yang diserap oleh mata kita atau RGB (0,0,0). Apabila
kita menambahkan cahaya merah pada ruangan tersebut, maka ruangan akan berubah
warna menjadi merah misalnya RGB (255,0,0), semua benda dalam ruangan tersebut
hanya dapat terlihat berwarna merah. Demikian apabila cahaya kita ganti dengan
hijau atau biru. Warna RGB difungsikan untuk tampilan di monitor komputer karena warna
latar belakang komputer adalah hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green
(hijau) dan B = Blue (biru) sebagai
warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk mencerahkan warna
latar belakang yang gelap (hitam).
Warna RGB selain
digunakan pada monitor komputer, juga digunakan untuk televisi dan scanner.
Oleh karena itu, warna yang ditampilkan RGB selalu terang dan menyenangkan,
karena memang di setting untuk display monitor, bukan cetak, sehingga lebih
leluasa dalam bermain warna.
Warna primer
subtraktif
Media yang menggunakan pantulan cahaya
untuk untuk menghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif. Merah,
Kuning, Biru / RYB (red, yellow, blue)
merupakan rangkaian sejarah dari warna primer subtraktif. Khususnya digunakan
dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RYB membentuk triad warna primer
dalam sebuah lingkaran warna standar; juga warna sekunder: violet, orange atau jingga
dan hijau. Triad warna tersusun dari 3 warna yang ekuidistan (berjarak sama)
dalam sebuah lingkaran warna.
Pemakaian warna merah, biru, kuning sebagai
warna primer menghasilkan gamut (rentang warna) yang relatif sempit atau kecil,
di mana, beberapa warna tidak bisa dicapai dengan campuran tersebut. Oleh
karena itu, percetakan warna modern menggunakan campuran warna magenta, kuning,
cyan, atau yang sering kita sebut sebagai CMYK.
Dalam industri percetakan, untuk menghasilkan
warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif, yaitu magenta,
kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam. CMYK didapatkan dari mengurai tinta atau disebut juga campuran warna subtraktif.
Campuran kuning dan cyan menghasilkan
nuansa warna hijau, campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna
merah, sedangkan campuran magenta dengan cyan menghasilkan nuansa biru. Dalam
teori, campuran tiga pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan
nuansa warna kelabu, dan akan menjadi hitam jika ketiganya disaturasikan secara
penuh, tetapi dalam praktek hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecoklatan.
Oleh karena itu, seringkali dipakai warna
keempat, yaitu hitam, sebagai tambahan dari cyan, magenta dan kuning. Ruang warna
yang dihasilkan lantas disebut dengan CMYK (Cyan,
Magenta, Yellow, Black). Hitam disebut dengan ”K” (key) dari istilah ”key plate”
dalam percetakan (plat cetak yang menciptakan detail artistik pada gambar,
biasanya menggunakan warna tinta hitam).
Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna
primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran
warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu
adalah campuran merah dan biru.
Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer
dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari
pencampuran warna kuning dan jingga.
Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran
ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai
penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat
akan menuju hitam.
Hitam
Hitam
adalah yang terkuat dari warna-warna netral. Di sisi positif, itu umumnya
terkait dengan kekuatan, keanggunan, dan formalitas. Di sisi negatif, hal itu
dapat dikaitkan dengan kejahatan, kematian, dan misteri. Hitam adalah warna
berkabung tradisional di banyak negara Barat. Ini juga dikaitkan dengan
pemberontakan di beberapa kebudayaan, dan dikaitkan dengan Halloween dan klenik.
Hitam
umumnya digunakan dalam edgier desain, dan juga di desain sangat elegan. Ini
dapat dilakukan secara konservatif atau modern, tradisional atau konvensional,
tergantung pada warna-warna itu yang digabungkan dengannya. Dalam desain, hitam
umumnya digunakan untuk tipografi dan bagian-bagian fungsional lainnya, karena
hal itu netral. Hitam membuat kita lebih mudah untuk menyampaikan rasa canggih
dan misteri dalam desain.
Putih
Putih
berada di ujung spektrum dari hitam, tapi seperti hitam, dapat bekerja baik
dengan hampir semua warna lain. Putih sering dikaitkan dengan kesucian,
kebersihan, dan kebajikan. Di Barat, putih umumnya dikenakan oleh pengantin
perempuan pada hari pernikahan mereka. Ini juga berkaitan dengan industri
perawatan kesehatan, terutama dengan dokter, perawat dan dokter gigi. Putih
dikaitkan dengan kebaikan, dan malaikat sering digambarkan dalam putih.
Di
desain, putih umumnya dianggap netral. Menjadi latar belakang yang memungkinkan
warna lain dalam desain memiliki suara yang lebih besar. Ini dapat membantu
untuk menyampaikan kebersihan dan kesederhanaan, meskipun, lebih populer di
desain minimalis. Putih dalam desain dapat juga menggambarkan baik musim dingin
atau musim panas, tergantung pada desain lainnya serta motif dan warna yang
mengelilingi itu.
Abu-abu
Abu-abu adalah warna netral,
umumnya dianggap pada akhir spektrum warna. Ini kadang-kadang dapat dianggap
moody atau menyedihkan. Cahaya abu-abu dapat digunakan sebagai pengganti dalam
beberapa desain putih, dan abu-abu gelap dapat digunakan di tempat hitam.
Abu-abu
umumnya konservatif dan formal, tetapi dapat juga menjadi modern. Kadang-kadang
dianggap sebagai warna berkabung. Ini sering digunakan di perusahaan desain, di
mana formalitas dan profesionalisme adalah kuncinya. Dapat warna yang sangat
canggih. Murni abu-abu adalah warna hitam, meskipun mungkin abu-abu lain biru
atau campuran warna cokelat masuk dalam desain, abu-abu sebagai latar belakang
sangat umum, seperti abu-abu tipografi.
Coklat
Coklat
berhubungan dengan bumi, kayu, dan batu. Ini benar-benar warna alami dan netral
yang hangat. Cokelat dapat dikaitkan dengan ketergantungan dan kehandalan,
dengan ketabahan, dan juga membumi. Dapat juga dianggap membosankan.
Penerapan pada desain, cokelat
biasanya digunakan sebagai warna latar belakang. Ini juga terlihat pada tekstur
kayu dan kadang-kadang dalam tekstur batu. Ini membantu membawa perasaan hangat
dan beberapa kegunaan lain pada desain. Kadang-kadang digunakan dalam bentuk
paling gelap sebagai pengganti hitam, baik dalam latar belakang atau tipografi.
Warna panas dan
dingin
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna
dingin.
Warna Panas
Warna
yang panas termasuklah warna merah, oranye, dan kuning, dan variasi dari tiga
warna tersebut. Warna ini adalah warna api, daun musim gugur, dan matahari
terbenam dan matahari terbit, dan biasanya memberi energi, semangat, dan hawa
positif.
Merah
dan kuning keduanya warna primer, dengan oranye jatuh di tengah, yang berarti
semua benar-benar hangat dan tidak diciptakan dengan menggabungkan warna hangat
dengan warna dingin. Gunakan warna hangat dalam desain Anda untuk mencerminkan
gairah, kebahagiaan, antusiasme, dan energi.
Merah
Merah adalah warna yang sangat
panas. Ini berhubungan dengan api, kekerasan, dan peperangan. Ini juga
diasosiasikan dengan cinta dan gairah. Dalam sejarah, ini sudah terkait dengan
Iblis dan Cupid (malaikat Cinta). Merah dapat benar-benar memiliki efek fisik
pada orang-orang, peningkatan tekanan darah dan tingkat respirasi. Ini terbukti
juga untuk melambangkan peningkatan metabolisme manusia.
Merah
dapat dikaitkan dengan kemarahan, tetapi juga terkait dengan kepentingan
(seperti karpet merah di acara penghargaan dan peristiwa selebriti). Merah juga
menunjukkan bahaya (lampu traffic, tanda-tanda merah peringatan, dan sebagian
besar label peringatan berwarna merah).
Orange
Warna
jeruk yang sangat bersemangat dan energik. Dapat dikaitkan dengan bumi atau
dengan musim gugur. Karena hubungannya dengan perubahan musim, jeruk dapat
mewakili perubahan dan gerakan pada umumnya.
Karena
jeruk dikaitkan dengan buah dengan nama yang sama, dapat dikaitkan dengan
kesehatan dan vitalitas. Dalam desain, oranye memberikan perhatian tanpa basa-basi
sebagai pengganti warna merah. Hal ini sering dianggap lebih ramah dan
mengundang.
Kuning
Kuning
sering dianggap paling terang dan energi warna yang paling hangat. Ini
berhubungan dengan kebahagiaan dan sinar matahari. Kuning juga dapat dikaitkan
dengan penipuan dan pengecut. Kuning juga terkait dengan harapan, seperti dapat
dilihat di beberapa negara ketika pita kuning ditampilkan oleh keluarga yang
memiliki orang-orang terkasih di dalam perang. Kuning juga dikaitkan dengan
bahaya, meski tidak sekuat merah.
Di
beberapa negara, kuning mempunyai konotasi yang sangat berbeda. Di Mesir,
misalnya, kuning adalah untuk berkabung. Di Jepang, hal itu mewakili
keberanian, dan di India itu warna untuk pedagang. Dalam desain, berwarna
kuning terang dapat meminjamkan rasa kebahagiaan dan kegembiraan. Kuning lembut
biasanya digunakan sebagai warna netral gender untuk bayi (bukan biru atau
merah muda) dan anak-anak. Cahaya kuning juga memberikan perasaan yang lebih
tenang dibandingkan kuning cerah. Kuning gelap dan kuning emas-warna-warni
kadang-kadang dapat terlihat antik dan dapat digunakan dalam desain di mana
rasa keabadian yang ingin ditonjolkan.
Warna Dingin
Termasuk
warna-warna sejuk adalah hijau, biru, dan ungu, sering kali lebih pendiam dari pada
warna hangat. Mereka adalah warna malam, air, alam, dan biasanya membawa
ketenangan dan rileks
Biru
adalah satu-satunya warna primer dalam spektrum yang sejuk, yang berarti warna
lain dibuat dengan menggabungkan biru dengan warna hangat (kuning hijau dan
merah untuk ungu). Hijau mengambil beberapa atribut kuning, dan ungu mengambil
beberapa atribut merah. Gunakan warna-warna sejuk di desain untuk memberikan
perasaan tenang atau profesionalisme.
Hijau
Hijau
adalah warna yang sangat membumi. Hal ini dapat menunjukkan awal yang baru dan
pertumbuhan. Ini juga menandakan pembaharuan dan kelimpahan. Atau, hijau juga
dapat mewakili iri hati atau cemburu, dan kurangnya pengalaman.
Hijau memiliki banyak unsur
menenangkan yang sama dengan atribut biru, tetapi juga bias menggabungkan
beberapa energi kuning. Dalam desain, hijau dapat memiliki efek menyeimbangkan
dan menyelaraskan, dan sangat stabil. Ini cocok untuk desain yang berkaitan
dengan kekayaan, stabilitas, pembaruan, dan alam. Hijau cerah lebih energik dan
bersemangat, sementara zaitun hijau lebih mewakili alam. Hijau gelap yang
paling stabil dan bisa jadi wakil dari kemakmuran.
Biru
Biru
sering dikaitkan dengan kesedihan dalam bahasa Inggris. Biru juga digunakan
secara ekstensif untuk mewakili ketenangan dan tanggung jawab. Cahaya biru yang
blues dapat menyegarkan dan ramah.
Biru gelap lebih kuat dan dapat diandalkan. Biru juga berhubungan dengan
perdamaian, dan mempunyai konotasi spiritual dan agama dalam banyak budaya dan
tradisi (misalnya, Perawan Maria adalah umumnya digambarkan memakai jubah
biru).
Arti
biru terpengaruh secara luas tergantung pada rona keteduhan yang tepat. Dalam
desain, yang pasti warna biru yang Anda pilih akan memiliki dampak besar pada
bagaimana desain dapat dirasakan dan diresapi. Cahaya kebiruan sering santai
dan menenangkan. Biru terang dapat memberikan energi dan menyegarkan. Biru
gelap sangat baik untuk situs perusahaan atau desain di mana kekuatan dan
kehandalan adalah penting.
Ungu
Ungu sudah lama berhubungan dengan kerajaan. Ini
kombinasi merah dan biru, dan mengambil beberapa atribut dari keduanya. Ini
juga terkait dengan kreativitas dan imajinasi.Di Thailand, ungu adalah warna
berkabung bagi para janda. Ungu gelap secara tradisional dikaitkan dengan
kekayaan dan royalti, sementara ungu ringan (seperti lavendar) dianggap lebih
romantis. Desain, ungu gelap dapat memberikan rasa kekayaan dan kemewahan.
Cahaya ungu yang lebih lembut berhubungan dengan musim semi dan asmara.
Kontras komplementer
Kontras komplementer adalah dua warna yang saling berseberangan
(memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras
komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat, lebih terang, dan lebih
hidup. Skema warna kontras komplementer yang umum adalah kombinasi antara warna
primer dan warna sekunder. Kelompok yang termasuk kombinasi warna kontras
komplementer adalah warna hijau dan merah, orange
dan biru, serta kuning dan ungu. Kombinasi warna kontras komplementer merupakan
kombinasi warna panas dan dingin.
Kontras split
komplemen
Kontras split komplemen adalah dua warna yang saling berseberangan
(memiliki sudut mendekati 180°). Skema
warna ini kontras tapi tidak ekstrem. Misalnya warna kuning dapat beradu dengan warna merah ungu dan biru ungu.
Jadi pada skema warna ini, terdapat tiga warna yang dapat dikombinasikan.
Kontras triad
komplementer
Kontras triad komplementer adalah tiga
warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
Skema warna ini dapat menciptakan kombinasi warna yang lebih hidup.
Kontras tetrad
komplementer
Disebut
juga dengan double komplementer. Pada skema ini terdapat empat warna yang
membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
MONOTONE CHROMATIC
Skema warna monothon chromatic merupakan
padanan satu warna dengan variasi saturasi dan bayangan.
MONOTONE ACHROMATIC
Skema warna ini merupakan padanan satu
warna dari putih ke hitam
Fungsi Warna
- Fungsi
identitas, dimana orang mengenal
sesuai dari warnanya, seperti seragam, bendera, logo perusahaan dan lain-lain.
- Fungsi
isyarat atau media komunikasi,
warna memberikan tanda-tanda atas sifat dan atau kondisi, seperti merah
bisa memberikan isyarat marah atau bendera putih mengisyaratkan
"menyerah". Pada dasarnya dari
beberapa warna yang telah diterapkan tersebut dapat ditinjau aspek-aspek
warna dengan sifat penampakannya. Warna merah, jingga dan kuning bersifat
panas berpenampilan lebih menonjol dan merangsang. Makna dari peringatan
warna tersebut adalah bahaya dan hati-hati. Sedangkan warna hijau, biru
dan ungu bersifat dingin berpenampilan pasif yaitu teduh dan diam. Makna
dari peringatan yang dimaksud adalah keadaan yang aman.
Warna juga merupakan
lambang atau sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Lampu lalu lintas yang memberi isyarat berhenti
diinstruksikan dengan warna merah. Hati-hati dengan warna kuning dan jalan
dengan warna hijau. Tanda silang merah berarti palang merah. Kendaraan truk
pengangkut bahan bakar minyak selalu berwarna merah menyala. Ambulans kendaraan
pengangkut orang sakit selalu berwarna putih. Warna kotak surat yang dulu
sering kita temui di jalan selalu berwarna jingga. Telepon umum selalu berwarna
biru.
3. Fungsi
psikologis, dari sudut pandang
ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dengan karakter-karakter manusia. Orang yang
berkarakter extrovert lebih senang dengan warna-warna panas dan cerah. Karena
tipe orang seperti ini biasanya terbuka, lebih memandang ke luar daripada ke
dalam dirinya sendiri, tidak sulit menerima masalah-masalah baru karena cara
berpikirnya lebih mengarah pada segi-segi yang umum dari pada yang khusus.
Sedangkan orang yang berkarakter introvert lebih senang pada warna-warna dingin
dan gelap. Orang bertipe ini biasanya tertutup, lebih memandang ke dalam
dirinya sendiri, sulit menerima masalah-masalah baru, lebih suka menyelesaikan
pada hal-hal yang khusus daripada yang umum.
Warna juga bisa menimbulkan efek rasa
bagi yang melihatnya. Warna-warna matahari seperti kuning, merah, jingga dan
yang satu nada dengannya bisa menimbulkan rasa hangat. Sebaliknya rasa dingin
bisa ditimbulkan oleh warna-warna dingin seperti biru, biru kehijau-hijauan,
putih dan hitam.
Warna-warna
muda seperti kuning muda, hijau muda, merah jambu, biru cerah dan coklat cerah
memberi kesan ceria yang berjiwa muda. Warna-warna gelap seperti coklat,
lembayung, abu-abu dan hijau memberi rasa tenang sehingga menimbulkan keinginan
untuk menyepi.
- Fungsi
alamiah, warna adalah properti
benda tertentu warna merupakan penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara
umum warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna
hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit dan
sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-sifat alami dari
obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh, dekat dan lain-lain.
- FUNGSI PEMBENTUK KEINDAHAN, karena dengan
adanya warna kita dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda.
Sebagai contoh apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang sangat
gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan jelas. Di
sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja
namun sebagai elemen yang membentuk diferensial atau perbedaan antara
obyek satu dengan obyek lain.
Warna memang tidak bisa
dilepaskan dari keidupan kita sehari-hari, karena dengan warna kita dapat
membentuk ekspresi jiwa dan dapat memunculkan keragaman bahasa komunikasi.
Semoga dengan pembahasan kami ini dapat memberikan tambahan wawasan pembaca
mengenai warna.
sumber:
Swasty, Wirania. 2010. A-Z
Warna Interior Rumah Tinggal. Jakarta: Griya Kreasi