Selasa, 08 Januari 2013

mulai sekarang Putri pindah lapak nih blogger, klo mau baca-baca tentang postingan Putri yang lainnya, yuk check www.putrilupita.wordpress.com yang ini insya Allah konten dan layoutnya lebih rapi :)
bye guys..
ditunggu kunjungannya di www.putrilupita.wordpres ya :)

Minggu, 20 Mei 2012

Berwisata dan Belajar di Saung Angklung Udjo


Banyaknya tempat hiburan seperti mall, bioskop dan arena-arena hiburan lainnya di Bandung tidak  meredupkan popularitas Saung Angklung Udjo (SAU) sebagai tempat wisata keluarga. Saung Angklung Udjo yang terletak di jalan Padasuka, Bandung ini tidak terlalu jauh letaknya dari terminal Cicaheum. Tetapi bagi anda yang baru pertama kali ke SAU dan belum mengetahui jalanan di daerah Bandung saya sarankan untuk menggunakan taksi, karena tidak ada angkot yang bisa mengantar anda langsung sampai depan SAU ini.

Saat memasuki area SAU ini kita akan disambut dengan gemerisik daun bambu dan udara segar yang akan membuat kita merasa nyaman. Bangunan yang di desain seperti di perkampungan Sunda dan segala ornamen-ornamenya juga menambah daya tarik dari tempat ini. Setelah membeli tiket masuk, kita akan menemui cenderamata-cenderamata khas Sunda yang unik-unik dan sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh sepulang dari SAU ini. Di toko cinderamata ini kita bisa membeli dan mencoba memainkan angklung yang ada. Selain itu disini juga dijual berbagai aksesoris yang unik dan berbahan dasar dari bambu. Mainan-mainan tradisional juga tersedia di toko ini dengan harga yang cukup terjangkau. Pertunjukan Bambu Petang dimulai dari jam setengah empat hingga jam lima sore. Jika ingin ke SAU sebaiknya datang setengah jam sebelum pagelaran dimulai, agar kita bisa berkeliling dulu menikmati pemandangan yang ada di sana. Banyak Spot-spot menarik yang bisa kita abadikan dengan kamera di SAU ini. Selain itu kita juga bisa melihat tempat pembuatan angklung. 

Disana kita juga akan mendapatkan welcoming drink. Kita bisa memilih minuman khas Sunda atau air mineral. Minuman khas daerah Sunda ini adalah Bandrek. Minuman ini sangat sesuai disedu saat atau sebelum pertunjukan berlangsung, karena sesuai dengan suhu udara sore yang dingin di tempat itu.  Banyak wisatawan-wisatawan asing yang memilih seduhan berbahan dasar jahe tersebut. Karena banyak dari mereka yang masih baru pertamakali mengenal minuman hangat ini. Memang ukuran gelas yang digunakan dalam penyajiannya tergolong mini, tapi cukup untuk mengahangatkan tubuh para penikmatnya. Sebelum pagelaran Bambu Petang dimulai para pengunjung dimanjakan dengan alunan gamelan-gamelan sunda yang pemainnya rata-rata berusia anak-anak dan remaja. Saat lampu mulai dinyalakan dan alunan gamelan terdengar semakin nyaring menandakan pagelaran Bambu Petang ini akan dimulai. Kemudian terdar suara MC yang sangat renyah mulai mengenalkan diri dan nama lagu yang sedang dimainkan oleh para pemain gamelan tersebut. MC mulai menyapa para penontonnya dengan tiga bahasa sekaligus, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Belanda. MC juga mengajarkan kepada para penonton untuk menjawab sapaan dalam Bahasa Sunda. Selain itu MC juga mengenalkan nama-nama alat musik gamelan yang ada.  Selintas tentang sejarah SAU juga disampaikan, seperti nama pendirinya yaitu Bapak Alm. Udjo Ngalagena.  

Selama pagelaran berlangsung bahasa pengantar yang dipakai lebih didominasi dengan bahasa Inggris, penggunaan bahasa Indonesia mungkin hanya sekitar 15% saja. Meskipun pagelaran yang disuguhkan kental budaya Indonesianya, tapi kualitasnya sudah bertaraf internasional. Hal ini dikarenakan pengunjungnya yang lebih banyak warga asing dari pada orang Indonesia sendiri. Hal ini sangat disayangkan, kenapa kita sebagai orang Indonesia malah lebih memilih hiburan-hiburan yang kebarat-baratan dibandingkan melestarikan kebudayaan Indonesia sendiri. Kita dapat mengetahui bagaimana dalang memainkan wayang golek sebagai permulaan dalam pagelaran bambu petang. Bagian yang menarik dalam pertunjukan singkat wayang golek ini adalah saat dipertengahan pertunjukan wayang, penutup panggungnya dibuka, sehingga kita dapat melihat bagaimana gerakan sang dalang memberikan sound efek dalam permainan wayangnya. 

Lalu acara dilanjutan dengan penampilan helaran, saat itu helaran yang disuguhkan adalah pesta rakyat menyambut seorang anak yang telah dikhitan. Seorang anak yang berusia sekitar 3 tahun itu, didudukkan di kursi singgah sana, dan ditandu berkeliling-keliling tempat pagelaran. Selama iring-iringan tersebut juga ditemani dengan suara angklung yang dimainkan oleh anak-anak yang semakin menyemarakkan suasana.
Acara kemudian dilanjutkan dengan dengan tari topeng, yang dibawakan oleh tiga gadis yang masih berusia sekitar sembilan tahunan. Gerakan yang luwes semakin membuat mata penonton tak jemu memandangnya. Tarian selanjutnya adalah tari merak, tarian ini merupakan penggambaran dari keelokan bentuk merak dan   keindahan warna-warna ditubuhnya. Penampilan Angklung mini adalah acara yang mereka suguhkan selanjutnya. Dalam penampilan ini tidak hanya angklungnya saja yang mini tetapi juga para pemainnya yang semuanya masi anak-anak. Disini mereka membawakan lagu-lagu anak-anak berbahasa sunda dan berbahasa Inggris. Lagu “DO RE MI” salah satu lagu yang dimainkan. Suasana antara pemain dan pengunjung terasa semakin akrab saat para pemain mengajak para pengunjungnya juga ikut bernyanyi bersama mereka.

Acara yang paling ditunggu-tunggu adalah saat sesi bermain angklung bersama. Disini para pengunjung dibagikan angklung yang mempunyai nomer yang berbeda-beda. Dalam angklung ini juga tertuliskan nama-nama pulau seperti jawa, sumatera, kalimantan dll. Menurut saya hal itu sangat memudahkan pengunjung dalam memahami arahan yang diberikan oleh pelatih. Selain itu di angklung juga terdapat gambar gerakan tangan ini juga akan semakin memudahkan pengunjung dalam memainkannya. Dipenghujung acara pengunjung disuguhkan angklung jaipong, yaitu perpaduan antara tari jaipong dan permainan angklung. Disini para pengunjung diajak ikut menari bersama. Semua acara yang ditampilkan di SAU ini disuguhkan tanpa jeda, sehingga dapat dipastikan membuat para pengunjungnya tidak bosan dan dikemas secara profesional sekali.

Kamis, 19 April 2012


woaa.. uda lama enggak posting nih,

Karena semester ini saya dapat mata kuliah Teori Komunikasi, dan minggu lalu saya baru selesai presentasi tentag beberapa teori komunikasi, jadi saya mau berbagi materi tugas saya nih.



Ternyata jumlah teori komunikasi saat ini sangatlah banyak jadi karna keterbatasan waktu, setiap orang di kelas saya mendapatkan jatah untuk menerangkan 3 teori. Perkuliahaan ini sebenarnya agak nightmare bagi saya, atau mungkin berlaku juga untuk teman-teman kelas saya yang lain, bukan perkara contentnya tapi dosennya, hehehehe...
Saya mendapatkan bagian untuk menerangkan Conflict Communication Theory, Confucian Communication Theory, dan Comperhensive Model Information Seeking (CMIS). Mau tau teori ini isinya tentang apa aja? yuk mari baca, yang pertama adalah :


Conflict Communication Theory

Tokoh dan Buah Pikirannya

Tahun 1973, Leornado Hawes dan David Smith membahas mengenai konseptualisasi konflik bersama dengan tiga dimensi yaitu tujuan, strategi dan waktu.
 1. Tujuan
Terdapat dua pendekatan yaitu prospektif dan retrospektif. Menurut pendekatan prospektif, menyatakan bahwa setiap orang memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Konflik ditentukan dari tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Sedangkan menurut retrospektif, menyatakan bahwa tujuan menjadi sesuatu yang berarti setelah tindakan dilakukan, komunikasi menentukan sifat dari konflik, bukan tujuan.
2. Strategi
Merujuk pada penyelesaian atau manajemen konflik, perbedaannya pada anggapan mengenai konflik sebagai sesuatu yang destruktif atau justru konstruktif. 
3. Waktu
Merujuk pada anggapan apakah konflik bersifat episodik (terpenggal-penggal) atau berkelanjutan- apakah gangguan sementara harus diatasi, atau aspek normal, penting dan teringrasi dari interaksi yang harus dikelola.
Tahun 1978, Barent Ruben, Konflik didefinisikan sebagai jurang pemisah antara permintaan dan kemampuan sistem dengan permintaan dan kapasitas lingkungan.  Konflik adalah cara bagaimana sebuah sistem bertahan karena adaptasi (komunikasi) bersifat konstan, konflik dan adaptasi tidak bisa dipisahkan.
Tahun 1980-an, Tricia Jones, mengkelompokan antara strategi dan taktik komunikasi mediasi, komunikasi mediasi memenuhi tiga fungsi dasar yaitu pemberian saran, pengarahan substantif, dan pengendalian prosedur.
Daniel Canary, Hubungan antara dorongan konflik dengan produksi pesan dijembatani dengan tiga faktor, yaitu perbedaan individu, interpretasi konflik (yang dipahami melalui teori pertalian), dan penilaian tujuan akhir.

Asumsi Dasar
Konflik dipandang sebagai sebuah proses sosial yang penting dan tidak dapat dihindari, selain itu jika dikelola dengan baik, konflik akan berkonstribusi pada kreatifitas, kepaduan, pertumbuhan relasi, dan produktivitas.

Perkembangan Teori
Awal mula teori ini adalah didasari oleh teori Marxian, yang pada intinya adalah mengenai memberi jalan keluar terjadinya konflik pada kelas pekerja. Asumsi dasar yang mendasari teori Marxisme ini adalah 1). Anggapan bahwa manusia adalah makhluk yang bersifat materialisme ataupun dengan kata lain manusia adalah makhluk yang hidup dengan materi sebagai pencapaian tertinggi. 2). Manusia makhluk yang berpikir bahwa manusia itu hidup karena materi dan untuk mengejar materi semata. 3). Dalam perkembangan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh pola produksi yang ada di sekelilingnya sehingga masyarakat dengan kepemilikan faktor produksi tertentu akan ‘menguasai’ dan peningkatan atas materi akan membuat kesenjangan sosial cukup jauh.
Di awal tahun 1970-an, terdapat dua anggapan tersirat tentang teori ini, yaitu:
1. Konflik berasal dari proses komunikasi yang tidak memadai 
2. Kerjasama dipandang sebagai suatu yang superior

Para pakar komunikasi menganggap pandangan mengenai konflik sebagai sebuah proses sosial yang penting dan tidak dapat dihindari. Jika dikelola dengan baik, akan berkonstribusi pada kreatifitas, kepaduan, pertumbuhan relasi, dan produktivitas. Para pengemuka teori ini menyebutnya sebagai ‘manajemen konflik’ dari pada ‘penyelesaian konflik’. Hal itu dikarenakan ‘manajemen konflik’ menyatakan proses komunikasi yang sedang berlangsung dan berfokus pada interaksi, sedangkan ‘penyelesaian konflik’ menyatakan rangkaian peristiwa yang harus ditangani ketika peristiwa tersebut terjadi, sehingga berfokus pada konten-konten yang tersembunyi dari rangkaian peristiwa tersebut.

Konseptualisasi konflik dan komunikasi
Mulai era 1980-an, konflik didefinisikan sebagai interaksi dari orang-orangyang saling bergantung satu sama lain dan melihat perlawanan dari tujuan atau nilai yang mereka anut, dan mereka yang melihat pihak lain sebagai ancaman bagi tujuan yang mereka miliki. Tiga ciri penting dari definisi ini adalah: interaksi, ketidak layakan, dan saling ketergantungan.

Model awal Komunikasi 
Teori Permainan dan Interaksi Sosial
Teori permainan menganalisis konflik yang terjadi secara rasional antar pemainnya. Teori permainan ini memperlakukan komunikasi sebagai pertukaran informasi sederhana saja, umumnya yang bersifat biner (berkomunikasi atau tidak). Teori ini mulai berkurang ditahun 1980-an, tetapi anggapan ekonomisnya kembali muncul dalam model interaksi sosial dari konflik dan negosiasi. Model interaksi sosial menyatakan bahwa para penyanggah memiliki motif rasional untuk meningkatkan minat dirinya yang berakar dari sumber daya sosial. 

Penawaran Integratif Versus Penawaran Distributif
Model negosiasi integratif, yang dikenalkan di era 1960-an, merupakan perkembangan kunci dalam studi mengenai penawaran. Penawaran integratif menyokong pemecahan permasalahan bersama, bukan berkompetisi. Para pengemuka teori komunikasi menggunakan model negosiasi integratif dan distributif untuk mengembangkan teori penawaran kolektif, mediasi, dan konflik antar individu. Mereka secara konseptual membedakan anatara strategi dengan taktik. Strategi adalah rencana tindakan (misalnya pemecahan masalah), sementara taktik adalah pesan spesifik yang menjalankan strategi (misalnya pembagian informasi). 

Dual Concern
Model dual-concern berfokus adalah gaya manajemen konflik, predisposisi, dan kecenderungan dalam berprilaku. Robert Blake dan Jane Mouton mengembangkan model orsinil dari gaya manajemen, yakni managerial grid, di tahun 1964. Dia membaginya menjadi 5 gaya, yaitu forcing (perhatian lebih pada hasil, kurang pada masyarakat), conforting (perhatian lebih pada hasil dan masyarakat), smoothing (perhatian kurang pada hasil, lebih pada masyarakat), withdrawal (perhatian kurang pada hasil dan masyarakat), Compromising (perhatian seimbang pada keduanya). Pada tahun 1970-an, Ralp Kilmann dan Kenneth Thomas menciptakan sebuah alat untuk mengukur lima gaya konflik tersebut. Model dual-cocern ini dikritik karena sifatnya yang bias secara cultural, landasannya pada penilaian diri, ketidak mampuan untuk menentukan interaksi yang sedang berlangsung, dan pendekatan linear terhadap hubungan antara konflik dan komunikasi.

Kompetensi Mediasi
Teori mediasi awal meneliti strategi mediator, taktik, fase, dan pola komunikasi. Tricia Jones di era 1980-an, mengkelompokan antara strategi dan taktik komunikasi mediasi, komunikasi mediasi memenuhi tiga fungsi dasar yaitu pemberian saran, pengarahan substantif, dan pengendalian prosedur. Selain itu William Donohue mengembangkan kompetensi berdasarkan pengaturan waktu yang tepat dari invtervensi yang digunakan oleh para mediator. Kesimpulannya bahwa interverensi terdekat yang langsung mengikuti sebuah tindakan akan menghindari eksalasi konflik dan bahwa mediator yang menyesuaikan diri dengan tingkat emosi para penyanggah adalah yang paling berhasil.

Tradisi yang Berkelanjutan
Tradisi teori komunikasi terus berlangsung dapat disusun menjadi 4 konteks dasar, yaitu interpersonal, organisasi, komunitas, dan antar budaya/antarnegara. Teori dan penelitian dilakukan pada tiga tingkatan dasar analisis: kognitif, interaksi, dan institusional. 

Konteks interpersonal
Social-Ecologi Model yang dikemukakan Ted Hudson mengganggap lingkungan, individu, dan proses relasi sebagai tingkatan analisis yang saling berhubungan. William Donohue, mengemukakan Relational order theory, teori ini memperkirakan bahwa pengembangan kerangka relasional yang konsisten dapan mempermudah dalam mencari kesamaan pada permasalahan substantif. Daniel Canary  mengembangkan sebuah model konflik strategis yang ditentukan berdasarkan gagasan bahwa tindakan konflik yang kompeten dilakukan secara disadari. Hubungan antara dorongan konflik dengan produksi pesan dijembatani dengan tiga faktor, yaitu perbedaan individu, interpretasi konflik (yang dipahami melalui teori pertalian), dan penilaian tujuan akhir. 

Konteks Organisasi
Konflik organisasi umumnya merujuk pada konflik yang terjadi dalam konteks lingkungan kerja atau institusi. Konflik organisasi telah diteliti pada tiga tingkatan mendasar, yaitu dyadic, kelompok, dan institusi. Pada tingkat dyadic, teori dan penelitian yang memeriksa proses dari konflik interpersonal di lingkungan kerja seringkali mengikutipendekatan gaya konflik yang didasarkan pada model dual-concern. Pada tingkatan kelompok, ada tiga kebiasaan yang bisa diidentifikasi menurut M.Scott Poole dan Jhony Garner, antara lain instrumental, development, dan political.

Konteks Komunitas
Konteks ini merujuk pada konflik di wilayah publik, yang berfokus pada komunitas yang didefinisikan oleh kolokasi fisik. Barnett Pearce dan Stephen Littlejohn mengembangkan sebuahteori konflik moral. Ketika suatu individu dengan perintah moral yang tidak seimbang melakukan interaksi, konflik suatu dari frustasi.  Konflik yang berakar dari pandangan lawan sangat sulit untuk diatasi. Konflik moral tidak dapat diselesaikan melalui musyawara. Wilayah lain dari teori konflik komunitas meliputi konflik lingkungan, konflik ras/suku, negosiasi krisis, dan pendekatan kritis. Teori mengenai konflik lingkungan membahas mengenai partisipasi publik dalam mengambil keputusan. Teori mengenai konflik ras/suku membahas mengenai potensi pembangunan komunitas dari protes manajemen konflik suku antar komunitas. Negosiasi kritis, termasuk juga negosiasi atas sandera, manajemen sebuah konteks unik bagi bagi teori konflik komunikasi, dengan berfokus pada dinamika komunikatif dari konflik yang menjadi rumit karena taruhan nyawa pihak tertentu.

Konteks Antarbudaya/ Antarnegara
Konflik ini merujuk pada konflik antara dua atau lebih kelompok budaya atau identas yang berbeda. Integrated Threat Theory (ITT), dikembangkan oleh Walter Stephan dan Cookie White Stephan, menyatakan bahwa rasa takut atau ancaman menyebabkan prasangka, dan mengidentifikasiempat kondisi (yakni sejarah konflik antar kelompok, kesenjangan pengetahuan antar kelompok, jenis dan frekuensi kontak antar kelompok, dan status kekuasaan anggota kelompok tertentu) yang kemudian mengekskalasi atau menurunkan tingkatan dari empat jenis ancaman (kekhawatiran antar kelompok/ antisipasi konsekuens, stereotype kaku, ancaman yang nyata, dan ancaman berupa simbolis).  Cultural Values Dimeasional (CVD) grid, yang dikemukakan oleh Stella- Ting- Toomey dan John Oetzel, berasal dari gagasan dalam teori manajemen kekhawatiran, teori ITT, teori pelanggaran ekspektasi, teori jenis budaya, jarak kekuasaan. Jarak kekuasaan merujuk pada nilai budaya terhadap perbedaan status dan hierarki.  CVD grid ini menyatakan bahwa dimensi kolektivisme-individualisme dari teori tipe budaya berinteraksi dengan nilai-nilai jarak kekuasaan untuk menciptakan 4 pendekatan budaya : impartial, pencapaian status, komunal, dan keadilan.

Pengaplikasiannya
Dalam pengaplikasiannya teori ini biasa disebut diterapkan dalam Conflict Management System (CMS). Dengan manajemen konflik yang baik, sebuah konflik akan bisa menjadi sebuah pemacu produktivitas para anggota dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan. Mengelola konflik berarti kita hatus meyakini bahwa konflik memiliki peran dalam rangja pencapaian sasaran secara efektif dan efisien. Mengelola konflik perlu sekala prioritas, agar tidak menimbulkan kekacauan dalam koordinasi dan integrasi antara fungsi atau devisi dalam sebuah organisasi. Tetapi apabila pengelolahan konflik tersebut tidak berjalan dengan baik maka konflik tersebut akan bersifat destruktif atau akan menghambat kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.


Confucian Communication Theory

Tokoh dan Buah Pikirannya
Kong Hu Cu, kodrat manusia tak terpisahkan dari alam semesta. Alam semesta diselidiki oleh manusia bukan untuk dikuasai, melainkan untuk dipahami hubungannya dengan diri manusia. 
June Ock Yum, masyarakat Asia Timur lebih memehatikan konteks relasional dalam interaksi sosialnya. Dalam kebudayaan Asia Timur, hubungan timbal balik cenderung bersifat jangka panjang dan asimetris.
Hui-Ching Chang, Confucius memprediksi tujuan komunikasi secara etis, yakni untuk berpegang teguh dan mempertahankan keteraturan moral dalam suatu komunitas manusia. Komunikasi menjadi cara memfasilitasi dan mencerminkan kultivasi diri atau perbaikan moral yang dilakukan oleh seseorang.

Asumsi Dasar
Dalam berkomunikasi dengan menggunakan teori Confucianism yang paling penting adalah hubungan atau relations yang terjalin antar pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Dengan adanya kedekatan hubungan antar pihak-pihak yang berkomunikasi maka komunikasi tersebut akan lebih bermakna

Perkembangan Teori
Confucianism (551-479) merupakan sebuahpandangan, ideologi politis, etika sosial, tradisi pendidikan, dan gaya hidup. Awalnya ajaran Confucian berawal dari ajaran agama Konghucu, dan confucion sendiri ditemukan oleh nabi agama tersebut yang bernama Kong Hu Cu atau yang sering dipanggil Kongcu. Ajaran utama Confucius yang terdapat dalam Kitab Lun yu tertuju pada manusia. Menurut Confucius, kodrat manusia tak terpisahkan dari alam semesta. Alam semesta diselidiki oleh manusia bukan untuk dikuasai, melainkan untuk dipahami hubungannya dengan diri manusia. Yang penting bukanlah menguasai alam, tetapi menguasai manusia agar tindakannya sesuai dengan alam. Manusia harus berhubungan dengan alam secara indah dan harmonis. Teori yang muncul pada masa Dinasti Chou ini memandang jagat raya sebagai sebuah kesatuan organik dan seluruh modalitas dari kehidupan yang ada di dalamnya sebagai sesuatu yang saling berhubungan dan diatur oleh suatu kenyataan yang mempersatukannya, yakni Dao. Dao dan Tao adalah hal yang sama yaitu Sang Jalan. Dao terdiri dari kehidupan yang harmonis yang menjunjung dan menyokong perintah moral. 

Prinsip Kardinal
Ajaran Confucius menjabarkan tiga pilihan untuk menjelaskan hubungan manusia yang layak, ren (kemanusiaan), yi (kebenaran), dan li (adat istiadat). Perhatian mendasar dari Confucianism adalah ren, belajar manusiawi.  Prinsip kardinal kedua, yakni yi (kebenaran), menyatakan tugas-tugas atau kewajiban moral yang terkait dengan manusia sebagaimana mereka berada di suatu lingkungan masyarakat. Konsep dasar ketiga dari doktrin Confucianism adalah li (adat istiadat dan kesantunan), yang merupakan norma-norma sosial yang mengatur tindak tanduk manusia. 

Pandangan Confucius Terhadap Bahasa 
Confucius memprediksi tujuan komunikasi secara etis, yakni untuk berpegang teguh dan mempertahankan keteraturan moral dalam suatu komunitas manusia. Komunikasi menjadi cara memfasilitasi dan mencerminkan kultivasi diri atau perbaikan moral yang dilakukan oleh seseorang.

Pengaruh Confucius dalam Hubungan Antarindividu
Confucianism memiliki pengaruh yang bertahan lama dalam masyarakat, pemerintahan, pendidikan, dan keluarga di negara-negara Asia Timur, hubungan antarindividu dalam negara-negara tersebut dipandang dan dikembangkan dengan cara yang berbeda dari hubungan yang terpengaruh paham individualisme. Menurut June Ock Yum, masyarakat Asia Timur lebih memehatikan konteks relasional dalam interaksi sosialnya. Dalam kebudayaan Asia Timur, hubungan timbal balik cenderung bersifat jangka panjang dan asimetris. Dalam hubungan antarindividu dalam masyarakat Asia Timur adalah penerapan penengah yang informal. Dalam budaya Asia Timur, menerapkan prinsip pada yi dan li, bukan apa yang dibicarakan melainkan siapa yang membicarakan yang dianggap lebih penting. Mereka memilih orang yang sudah saling mengenal yang memiliki hubungan yang baik dari pada dengan para pengacara, negosiator, dan konselor ketika melakukan mediasi, negosiasi dalam menyelesaikan konflik. 

Confcianism dan Pola Komunikasi
Komunikasi dipandang sebagai proses interpretasi dan interaksi yang tidak terbatas, berdasarkan kewaspadaan tersebut, masyarakat Asia Timur cenderung memilih kode linguistik yang berbeda, yang responsi terhadap konteks relasional yang berbeda dengan komunikasi, contohnya adalah bahasa-bahasa Asia Timur memiliki sistem linguistik berupa sebutan tanda hormat yang sangat jelas dari pada bahasa Inggris.  Komunikasi dalam masyarakat Asia lebih berfokus pada pembicara bukan pendengar. Penggunaan tipe tidak langsung memberikan ruang yang lebih luas untuk berbaga interpretasi. Komunikasi yang terpusatkan pada pendengar mengharuskan si pendengar untuk mengetahui situasi dan hubungan yang berbeda serta keadaan emosi si pembicara dan kebutuhan untuk memahami makna implisit yang terkandung dalam setiap pesan.

Pengaplikasiannya
Dalam melakukan bisnis dengan orang-orang yang berasal dari Asia Timur, seperti China, Korea ataupun Jepang akan lebih mudah menjalankannya jika kita menerapkan teori Confucianism ini. Dalam melakukan bisnis dengan orang yang berasal dari bangsa Asia Timur, maka kedepankanlah menjalin hubungan yang baik dengan mereka dahulu. Setelah hubungan terjalin dengan baik dan sudah terbentuk rasa saling percaya barulah kita bisa mengomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan bisnis kita, hal ini akan lebih mudah diterima oleh orang-orang Asia Timur dalam menjalankan sebuah bisnis, dan komunikasi yang terjalin nantinya juga akan bersifat jangka panjang.

Comperhensive Model Information Seeking (CMIS)

Tokoh dan Buah Pikirannya
Jhonson, teori ini menyajikan 3 model komponen dari informasi. Komponen pertama adalah labeled atecedents, contohnya “kenapa seseorang mencari informasi”. Komponen kedua adalah karakter pembawa informasi, menjelaskan faktor yang berimbas pada sumber apa saja yang dipilih seseorang dalam mendapatkan informasi. Komponen yang ketiga adalah pilihan individu dalam tindakan atau kegiatan mencari informasi.

Asumsi Dasar
Teori ini beramsumsi bahwa awal dari pecarian informasi dikondisikan oleh bagaimana orang mengevaluasi kegunaan saluran komunikasi dan pada akhirnya mereka dapat menentukan strategi dalam mencari informasi dan hasil dari pencarian informasi.

Perkembangan Teori
Teori ini merupakan bagian dari perkembangan Uncertanty Management Theories. Dalam Uncertanty Managemenet Theories terbagi menjadi empat buah teori yaitu Problematic Integration Theory (PIT), Comperhensive Model Information Seeking (CMIS), Uncertainty Management Theory (UMT), Theory of Managing Uncertainty (TMU), Relations Turbulence Model (RTM), and The Theory of Motivated Information Management (TMIM). 

CMIS adalah satu-satunya teori yang tidak terlalu fokus dengan konteks komunikasi interpersonal dibandingkan dengan lima teori lainnya yang berada dibawah Uncertanty Management Theori. Teori ini termasuk dalam Uncertainly Management Theories karena teori ini menawarkan sebuah laporan untuk mengetahui kenapa dan kapan seseorang mencari informasi. CMIS terdapat empat latar belakang dalam pencarian informasi
1. Demografi yaitu umur, jenis kelamin, etnis, dll.
2. Experience adalah faktor pengalaman yang memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi penyelesaian dalam menghadapi masalah yang sama dengan yang pernah dialami sebelumnya.
3. Salience yaitu melibatkan sejauh mana masalah yang bisa menjadi relevan dan penting bagi orang lain.
4. Belief yaitu mengacu kepada kepercayaan seseorang pada kemampuan mereka untuk mempengaruhi masa depan mereka.

Teori ini membedakan antara karakteristik pembawa informasi (kredibilitas, memahami informasi yang diinginkan dari sumber) dan kegunaan pembawa infomasi/ information carrier utility ( hubungan sumber untuk kebutuhan informasi). CMIS berpendapat bahwa individu dihadapkan dengan berbagai pilihan dalam pencarian informasi, saluran informasi yang berariasi baik makro (media, interpersonal, dan organisasi) maupun marcolevels ( majalah, koran, tv) pada tingkat kelangsungan dan pada beberapa dimensi lainnya.
Sumber lain juga mengatakan bahwa teori ini adalah sintesis dari tiga aliran penelitian teoritis, yaitu The Health Belief Model, Uses and Grafitation Research, dan Model of Media Exposure and Appraisal. Teori ini berhubungan dengan komunikasi kesehatan, maksudnya adalah kita dapat mendiagnosis sebuah penyakit yang diderita seseorang dengan berkomunikasi dengan si pasien menggunakan empat faktor atau latar belakang dalam mencari sebuah informasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 

Pengaplikasiannya
Teori komunikasi ini digunakan oleh para kaum medis dalam menyebarkan informasi-informasi mengenai kesehatan melalui media, terutama yang marak digunakan saat ini adalah untuk menginformasikan pada publik tentang penyakit kanker. Selain itu juga untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Teori ini juga digunakan oleh kaum medis dalam mendiagnosis penyakit yang diderita seseorang dari bagaimana demografi, status penyakit, dan kebutuhan psikososial seseorang. Pengaplikasiaannya yang sedang populer saat ini adalah e-Health, yaitu sebuah cara mencari informasi tentang segala penyakit melalui internet.


Sumber :

Fross, dkk. 2009. Encyclopedia of communication theory. New York: Sage Publication.
http://gita-a-l-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-37819-Hubungan%20Internasional%20-MARXISME%20dalam%20perspektif%20ilmu%20Hubungan%20Internasional.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kong_Hu_Cu_(filsuf)
http://www.marketing.co.id/2010/02/13/tradisi-bisnis-korea-kibun-inhwa-dan-confucianism/

semoga bermanfaat ^_^

Rabu, 02 November 2011

halo

Seharunya poting ini saya letakkan di posting perdana saya,
tapi karena saya masi pemula banget, jadi saya sempet bingung posting perdananya harus saya isi dengan apa, hehehe....


ok, perkenalkan nama saya Putri Tian Lupita Sari
biasa dipanggil Putri atau Lupita
Saya seorang mahasiswa Komunikasi angkatan 2010 dan mengambil jurusan Public Relations


dalam blog ini saya ingin berbagi tentang berbagai hal yang telah saya pelajari
baik itu yang berhubungan dengan mata kuliah saya ataupun pelajaran tentang kehidupan yang saya alami


semoga tulisan saya bermanfaat bagi para pembaca 


oia kalau mau ada yg di komentarin sok aja 
soalnya bisa jadi pembelajaran saya juga, biar kedepannya bisa menulis dengan lebih baik lagi


selamat membaca 









Minggu, 30 Oktober 2011

Sejarah, Teori, dan Fungsi Warna


Warna merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri. Penampilan suatu warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna lain yang ada di sekitarnya. Warna juga merupakan tampilan fisik pertama yang sampai ke mata kita yang membedakan sesuatu dengan yang lain. Baik itu benda mati atau benda hidup. Warna bisa kita lihat karena ada interaksi atau karena ada saling mempengaruhi antar warna itu sendiri. Warna biru dengan kadar pencahayaan yang sama akan terlihat berbeda penampilannya bila diletakkan di atas latar yang berbeda atau didekatkan dengan warna yang berbeda pula.
Setiap warna menimbulkan kesan yang berbeda-beda, dengan memahami berbagai hal mengenai warna akan memudahkan kita untuk mendapatkan pandangan yang tepat mengenai tata warna itu sendiri. Sebab nuansa warna yang ditimbulkan oleh warna itu sendiri sangat banyak macamnya dan kesan yang ditimbulkanpun sangat beragam. Dari berbagai macam warna yang ada, sebagai warna yang paling dasar adalah merah, biru, dan kuning. Dari ketiga warna tersebut dapat dirubah menjadi beribu-ribu macam warna dengan mencampurkannya dalam perbandingan-perbandingan tertentu sesuai dengan macam warna yang diinginkan. Sebelum membahas mengenai pencampuran warna kami terlebih dahulu akan membahasan tentang definisi warna itu tersendiri.
Definisi warna
Warna dapat didefinisikan secara obyektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang diapancarkan, atau secara subyektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
Definisi lain tentang warna, warna adalah mutu cahaya yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah warna tidak akan ada artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya. Karena warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi (Arniti Kusmiati dan Pramudji Suptandar, 1997:1)
Sedangkan menurut  (Mita Purbasari, 2000:12-13), warna adalah suatu alat komunikasi efektif untuk mengungkapkan pesan, ide atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal-usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek dan pendesain dalam berkarya.
Sejarah Warna
Pada awalnya percobaan warna ini dilakukan oleh Iscac Newton pada tahun 1660 dengan prisma kaca bahwa cahaya putih terdiri dari warna pelangi (warna spektrum). Hermann von Helmholzt dan James Clerk Maxwell, pada tahun 1790 mendasarkan warna pada cahaya matahari bertumpu pada hukum-hukum fisika. Pada tahun 1810 Johann Wolfgang von Goethe, penggolongan warna menjadi dua golongan warna utama yaitu kuning (berhubungan dengan kecerahan) dan biru (berhubungan dengan kegelapan).
            Michel Eugene Chevreul, pada tahun 1824, mencetuskan teori harmoni warna pada textile the law of simultaneous contrast of colour. Dia adalah seorang direktur utama perusahaan permadani di Prancis ini mengembangankan teori merah kuning biru.  Sir David Brewster (1831), mencetuskan teori tentang  meyederhanakan warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna yaitu primer, sekunder, tersier, dan netral. Dalam lingkaran warna Brewster dapat menjelaskan teori kontras warna (komplementer), spilt komplementer, triad, dan tetrad.
Ogden Rood (1879), mengembangkan teori ligkaran warnaberdasarkan warna merah hijau biru dan terdapat putih ditengahnya. Sedangkan pada tahun 1898, Albert H. Munsel mulai menggunakan sistemnya pada tahun 1898 dan menerbitkannya dalam a colour notation 1965, selain itu ia juga memakai rintisan warna yang dikemukakanoleh ahli fisika berupa lingkaran warna 3 dimensi (hue, value, crhoma).
Herbet E. Ives (1900),  mengemukakan tentang pencampuran warna, red = magenta+cyan, blue = magenta+turqouise. Hasilnya dalah lingkaran warna dengan warna primer magenta, cyan, yelow. Farber Biren (1934), ia adalah seorang ilmuan Amerika ini membuat percobaan sendiri dengan membuat bagan berdasarkan warna tradisional (merah, kuning, biru), selanjutnya ia membuat lingkaran warna yang pusatnya tidak di tengah karena menurutnya warna panas lebih dominan dari pada warna sejuk.
Teori warna
Terdapat banyak sekali teori tentang warna, dalam tulisan ini kami akan membahas tentang teori-teori tersebut, yaitu :
  1. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)
Sekalipun usaha untuk membuat pewarna telah dimulai dalam perkembangan awal kebudayaan manusia, pembahasan mengenai keberadaan warna secara ilmiah baru dimulai dari hasil temuan Isaac Newton yang dimuat dalam bukunya “Optics” (1704). Ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu-satunya sumber warna bagi setiap benda. Asumsi yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen sederhana (1966). Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu (sering disingkat “me-ji-ku-hi-bi-ni-u”), yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih. Jadi,  cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum.
Newton kemudian menyimpulkan: “… benda-benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang menyentuhnya. Mata manusia memiliki berbagai “fotoreseptor” (penangkap atau penerima cahaya) untuk menangkap berbagai jenis warna cahaya yang memantul dari sebuah benda. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor pada mata manusia menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut. Sebuah apel tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi karena apel tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya lainnya dalam spektrum. Sebuah benda berwarna putih karena benda tersebut memantulkan semua cahaya spektrum yang menimpanya dan tak satupun diserapnya dan sebuah benda tampak hitam jika benda tersebut menyerap semua unsur warna cahaya dalam spektrum dan tidak satu pun dipantulkan atau memang tidak ada cahaya yang menyentuhnya alias benda tersebut berada dalam gelap.
Cahaya adalah satu-satunya sumber warna di dunia. Benda-benda yang tampak berwarna semuanya hanyalah pemantul, penyerap dan penerus satu atau lebih warna-warna dalam cahaya. Bila cahaya tidak ada maka warna yang paling pucat pun tidak akan pernah ada.

Teori Kesehatan
Teori kesehatan menyatakan bahwa semua warna yang dapat ditangkap oleh mata manusia adalah warna pokok.  Thomas Young seorang sarjana kedokteran, adalah orang pertama kali memberi dukungan yang masuk akal terhadap pernyataan Newton tentang penglihatan warna. Pada saat itu pengetahuan tentang hubungan cahaya dan penglihatan sudah menunjukkan banyak kemajuan dan sarat dengan bukti yang melimpah, tetapi informasi mengenai penglihatan warna masih serba terbatas. Asumsi Newton tentang penglihatan, cahaya dan keberadaan warna-warna benda diuji kembali. Didukung oleh pengetahuan yang berlaku saat itu, kebenaran asumsi-asumsi Newton dimungkinkan, tapi Young menolak pernyataan Newton yang menyatakan bahwa mata memiliki banyak reseptor untuk menerima bermacam warna. Pada tahun 1801 ia mengemukakan hipotesa bahwa mata manusia hanya memiliki 3 buah reseptor penerima cahaya, yaitu reseptor yang peka terhadap cahaya biru, merah dan hijau. 
Tetapi Young hampir tidak melakukan experimen apapun untuk mendukung pernyataannya. Seorang ahli penglihatan Jerman Hermann von Helmholtz-lah (1850-an) yang menghidupkan dan menjelaskan kesahihan teori trikromatik Young. Hasil usaha bersama ini kemudian terkenal dengan “Teori Young-Helmholtz” atau “Teori Penglihatan 3 Warna” atau “Teori 3 Reseptor”. Melalui ketiga reseptor pada retina mata kita dapat melihat semua warna serta membeda-bedakannya. Jika cahaya menimpa benda, maka benda tersebut akan memantulkan satu atau lebih cahaya dalam spektrum. Jika cahaya yang dipantulkan tersebut menimpa mata, maka reseptor-reseptor di retina akan terangsang salah satunya, dua, atau ketiganya sekaligus. Jika cahaya biru sampai ke mata, reseptor yang peka birulah yang terangsang, dan warna yang tampak adalah biru. Jika reseptor hijau yang terangsang, maka warna yang tampak adalah hijau, dan kalau reseptor merah yang terangsang warna yang tampak adalah merah.

2.                             Teori Brewster
Teori Brewster menyatakan bahwa warna pokok (primer) adalah warna yang dapat berdiri sendiri dan bukan merupakan hasil percampuran dengan warna lain. Sementara itu, warna yang berasal dari percampuran antara dua warna pokok disebut warna sekunder. Warna pokok teridiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah warna hijau, jingga dan ungu. Warna hijau dihasilkan dari campuran warna biru dan kuning, sedangkan warna ungu diperoleh dari campuranwarna merah dan biru.
Warna yang diperoleh dari percampuran antara warna primer dan warna sekunder disebut warna tertier. Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut memampukan Herbert Ives untuk menciptakan lingkaran warna. Teori tersebut kemudian banyak diikuti orang, terutama mereka yang berkecimpung dalam bidang seni rupa.

3.                             Teori Munsell
Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik dan psikis. Warna dapat didefinisikan secara obyektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, secara subyektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya, mulai berkas cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu atau violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang atau sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV.
Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi. Pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu.
Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sebagai berikut:
Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Oleh karena itu selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata warna mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka. Teorinya menyatakan bahwa warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru, dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua, dan nila. 

Pembagian Warna
Dalam pembagian warna yang kami bahas ini lebih mengacu pada teori Brewster, yaitu :
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:
  1. Merah (seperti darah)
  2. Biru (seperti langit atau laut)
  3. Kuning (seperti kuning telur)

            Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier. Akan tetapi secara teknis, merah – kuning – biru, sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga warna pigmen primer adalah magenta, kuning dan cyan. (Oleh karena itu apabila menyebut ”merah, kuning, biru” sebagai warna pigmen primer, maka ”merah” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan ”magenta” sedangkan ”biru” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan ”cyan”). Biru dan hijau adalah warna sekunder dalam pigmen, tetapi merupakan warna primer dalam cahaya, bersama dengan merah.
Pada dasarnya warna primer adalah bukan milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respon fisiologis mata manusia terhadap cahaya. Cahaya adalah spektrum berkesinambungan dari panjang gelombang, yang berarti bahwa terdapat jumlah warna yang tak terhingga. Akan tetapi, mata manusia normalnya hanya memiliki tiga jenis alat penerima/reseptor yang disebut dengan sel kerucut (yang berada di retina). Ini yang merespon panjang gelombang cahaya tertentu. Manusia serta spesies lain yang memiliki tiga macam reseptor warna disebut makhluk trichromat. Spesies yang dikenal sebagai tetrachromat, dengan empat reseptor warna menggunakan empat warna primer.
Manusia hanya dapat melihat sampai dengan 400 nanometer, warna violet, sedangkan makhluk tetrachromat dapat melihat warna ultraviolet sampai dengan 300 nanometer, warna primer keempat ini kemungkinan bertempat di panjang gelombang yang lebih rendah dan kemungkinan adalah warna magenta spektral murni lebih dari sekedar magenta yang kita lihat sebagai campuran dari merah dan biru.

Warna primer additif
Alat atau media yang menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Warna primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menghasilkan nuansa ungu dan magenta. Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu, jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang warna atau model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue). 
RGB disebut juga warna pencahayaan, hal itu dikarenakan apabila dalam suatu ruang yang sama sekali tidak ada cahaya, maka ruangan tersebut adalah gelap total. Tidak ada signal gelombang cahaya yang diserap oleh mata kita atau RGB (0,0,0). Apabila kita menambahkan cahaya merah pada ruangan tersebut, maka ruangan akan berubah warna menjadi merah misalnya RGB (255,0,0), semua benda dalam ruangan tersebut hanya dapat terlihat berwarna merah. Demikian apabila cahaya kita ganti dengan hijau atau biru. Warna RGB difungsikan untuk tampilan di monitor komputer karena warna latar belakang komputer adalah hitam. Jadi, R = Red (merah) G= Green (hijau) dan B = Blue (biru) sebagai warna dasar difungsikan untuk berbagi intensitas cahaya untuk mencerahkan warna latar belakang yang gelap (hitam).
Warna RGB selain digunakan pada monitor komputer, juga digunakan untuk televisi dan scanner. Oleh karena itu, warna yang ditampilkan RGB selalu terang dan menyenangkan, karena memang di setting untuk display monitor, bukan cetak, sehingga lebih leluasa dalam bermain warna. 

Warna primer subtraktif
Media yang menggunakan pantulan cahaya untuk untuk menghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif. Merah, Kuning, Biru / RYB (red, yellow, blue) merupakan rangkaian sejarah dari warna primer subtraktif. Khususnya digunakan dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RYB membentuk triad warna primer dalam sebuah lingkaran warna standar; juga warna sekunder: violet, orange atau jingga dan hijau. Triad warna tersusun dari 3 warna yang ekuidistan (berjarak sama) dalam sebuah lingkaran warna.
Pemakaian warna merah, biru, kuning sebagai warna primer menghasilkan gamut (rentang warna) yang relatif sempit atau kecil, di mana, beberapa warna tidak bisa dicapai dengan campuran tersebut. Oleh karena itu, percetakan warna modern menggunakan campuran warna magenta, kuning, cyan, atau yang sering kita sebut sebagai CMYK.
Dalam industri percetakan, untuk menghasilkan warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif, yaitu magenta, kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam. CMYK didapatkan dari mengurai tinta atau disebut juga campuran warna subtraktif.
Campuran kuning dan cyan menghasilkan nuansa warna hijau, campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna merah, sedangkan campuran magenta dengan cyan menghasilkan nuansa biru. Dalam teori, campuran tiga pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan nuansa warna kelabu, dan akan menjadi hitam jika ketiganya disaturasikan secara penuh, tetapi dalam praktek hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecoklatan.
Oleh karena itu, seringkali dipakai warna keempat, yaitu hitam, sebagai tambahan dari cyan, magenta dan kuning. Ruang warna yang dihasilkan lantas disebut dengan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Hitam disebut dengan ”K” (key) dari istilah ”key plate” dalam percetakan (plat cetak yang menciptakan detail artistik pada gambar, biasanya menggunakan warna tinta hitam).

Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.

 Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.

Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Hitam
Hitam adalah yang terkuat dari warna-warna netral. Di sisi positif, itu umumnya terkait dengan kekuatan, keanggunan, dan formalitas. Di sisi negatif, hal itu dapat dikaitkan dengan kejahatan, kematian, dan misteri. Hitam adalah warna berkabung tradisional di banyak negara Barat. Ini juga dikaitkan dengan pemberontakan di beberapa kebudayaan, dan dikaitkan dengan Halloween dan klenik.
Hitam umumnya digunakan dalam edgier desain, dan juga di desain sangat elegan. Ini dapat dilakukan secara konservatif atau modern, tradisional atau konvensional, tergantung pada warna-warna itu yang digabungkan dengannya. Dalam desain, hitam umumnya digunakan untuk tipografi dan bagian-bagian fungsional lainnya, karena hal itu netral. Hitam membuat kita lebih mudah untuk menyampaikan rasa canggih dan misteri dalam desain.
Putih  
Putih berada di ujung spektrum dari hitam, tapi seperti hitam, dapat bekerja baik dengan hampir semua warna lain. Putih sering dikaitkan dengan kesucian, kebersihan, dan kebajikan. Di Barat, putih umumnya dikenakan oleh pengantin perempuan pada hari pernikahan mereka. Ini juga berkaitan dengan industri perawatan kesehatan, terutama dengan dokter, perawat dan dokter gigi. Putih dikaitkan dengan kebaikan, dan malaikat sering digambarkan dalam putih.
Di desain, putih umumnya dianggap netral. Menjadi latar belakang yang memungkinkan warna lain dalam desain memiliki suara yang lebih besar. Ini dapat membantu untuk menyampaikan kebersihan dan kesederhanaan, meskipun, lebih populer di desain minimalis. Putih dalam desain dapat juga menggambarkan baik musim dingin atau musim panas, tergantung pada desain lainnya serta motif dan warna yang mengelilingi itu.
Abu-abu
Abu-abu adalah warna netral, umumnya dianggap pada akhir spektrum warna. Ini kadang-kadang dapat dianggap moody atau menyedihkan. Cahaya abu-abu dapat digunakan sebagai pengganti dalam beberapa desain putih, dan abu-abu gelap dapat digunakan di tempat hitam.
Abu-abu umumnya konservatif dan formal, tetapi dapat juga menjadi modern. Kadang-kadang dianggap sebagai warna berkabung. Ini sering digunakan di perusahaan desain, di mana formalitas dan profesionalisme adalah kuncinya. Dapat warna yang sangat canggih. Murni abu-abu adalah warna hitam, meskipun mungkin abu-abu lain biru atau campuran warna cokelat masuk dalam desain, abu-abu sebagai latar belakang sangat umum, seperti abu-abu tipografi.
Coklat
Coklat berhubungan dengan bumi, kayu, dan batu. Ini benar-benar warna alami dan netral yang hangat. Cokelat dapat dikaitkan dengan ketergantungan dan kehandalan, dengan ketabahan, dan juga membumi. Dapat juga dianggap membosankan.
Penerapan pada desain, cokelat biasanya digunakan sebagai warna latar belakang. Ini juga terlihat pada tekstur kayu dan kadang-kadang dalam tekstur batu. Ini membantu membawa perasaan hangat dan beberapa kegunaan lain pada desain. Kadang-kadang digunakan dalam bentuk paling gelap sebagai pengganti hitam, baik dalam latar belakang atau tipografi.

Warna panas dan dingin 
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin.
Warna Panas
Warna yang panas termasuklah warna merah, oranye, dan kuning, dan variasi dari tiga warna tersebut. Warna ini adalah warna api, daun musim gugur, dan matahari terbenam dan matahari terbit, dan biasanya memberi energi, semangat, dan hawa positif.
Merah dan kuning keduanya warna primer, dengan oranye jatuh di tengah, yang berarti semua benar-benar hangat dan tidak diciptakan dengan menggabungkan warna hangat dengan warna dingin. Gunakan warna hangat dalam desain Anda untuk mencerminkan gairah, kebahagiaan, antusiasme, dan energi.
Merah
Merah adalah warna yang sangat panas. Ini berhubungan dengan api, kekerasan, dan peperangan. Ini juga diasosiasikan dengan cinta dan gairah. Dalam sejarah, ini sudah terkait dengan Iblis dan Cupid (malaikat Cinta). Merah dapat benar-benar memiliki efek fisik pada orang-orang, peningkatan tekanan darah dan tingkat respirasi. Ini terbukti juga untuk melambangkan peningkatan metabolisme manusia.
Merah dapat dikaitkan dengan kemarahan, tetapi juga terkait dengan kepentingan (seperti karpet merah di acara penghargaan dan peristiwa selebriti). Merah juga menunjukkan bahaya (lampu traffic, tanda-tanda merah peringatan, dan sebagian besar label peringatan berwarna merah).
Orange
Warna jeruk yang sangat bersemangat dan energik. Dapat dikaitkan dengan bumi atau dengan musim gugur. Karena hubungannya dengan perubahan musim, jeruk dapat mewakili perubahan dan gerakan pada umumnya.
Karena jeruk dikaitkan dengan buah dengan nama yang sama, dapat dikaitkan dengan kesehatan dan vitalitas. Dalam desain, oranye memberikan perhatian tanpa basa-basi sebagai pengganti warna merah. Hal ini sering dianggap lebih ramah dan mengundang.
Kuning
Kuning sering dianggap paling terang dan energi warna yang paling hangat. Ini berhubungan dengan kebahagiaan dan sinar matahari. Kuning juga dapat dikaitkan dengan penipuan dan pengecut. Kuning juga terkait dengan harapan, seperti dapat dilihat di beberapa negara ketika pita kuning ditampilkan oleh keluarga yang memiliki orang-orang terkasih di dalam perang. Kuning juga dikaitkan dengan bahaya, meski tidak sekuat merah.
Di beberapa negara, kuning mempunyai konotasi yang sangat berbeda. Di Mesir, misalnya, kuning adalah untuk berkabung. Di Jepang, hal itu mewakili keberanian, dan di India itu warna untuk pedagang. Dalam desain, berwarna kuning terang dapat meminjamkan rasa kebahagiaan dan kegembiraan. Kuning lembut biasanya digunakan sebagai warna netral gender untuk bayi (bukan biru atau merah muda) dan anak-anak. Cahaya kuning juga memberikan perasaan yang lebih tenang dibandingkan kuning cerah. Kuning gelap dan kuning emas-warna-warni kadang-kadang dapat terlihat antik dan dapat digunakan dalam desain di mana rasa keabadian yang ingin ditonjolkan.
Warna Dingin
Termasuk warna-warna sejuk adalah hijau, biru, dan ungu, sering kali lebih pendiam dari pada warna hangat. Mereka adalah warna malam, air, alam, dan biasanya membawa ketenangan dan rileks
Biru adalah satu-satunya warna primer dalam spektrum yang sejuk, yang berarti warna lain dibuat dengan menggabungkan biru dengan warna hangat (kuning hijau dan merah untuk ungu). Hijau mengambil beberapa atribut kuning, dan ungu mengambil beberapa atribut merah. Gunakan warna-warna sejuk di desain untuk memberikan perasaan tenang atau profesionalisme.
Hijau  
Hijau adalah warna yang sangat membumi. Hal ini dapat menunjukkan awal yang baru dan pertumbuhan. Ini juga menandakan pembaharuan dan kelimpahan. Atau, hijau juga dapat mewakili iri hati atau cemburu, dan kurangnya pengalaman.
Hijau memiliki banyak unsur menenangkan yang sama dengan atribut biru, tetapi juga bias menggabungkan beberapa energi kuning. Dalam desain, hijau dapat memiliki efek menyeimbangkan dan menyelaraskan, dan sangat stabil. Ini cocok untuk desain yang berkaitan dengan kekayaan, stabilitas, pembaruan, dan alam. Hijau cerah lebih energik dan bersemangat, sementara zaitun hijau lebih mewakili alam. Hijau gelap yang paling stabil dan bisa jadi wakil dari kemakmuran.
Biru
Biru sering dikaitkan dengan kesedihan dalam bahasa Inggris. Biru juga digunakan secara ekstensif untuk mewakili ketenangan dan tanggung jawab. Cahaya biru yang blues dapat menyegarkan dan ramah. Biru gelap lebih kuat dan dapat diandalkan. Biru juga berhubungan dengan perdamaian, dan mempunyai konotasi spiritual dan agama dalam banyak budaya dan tradisi (misalnya, Perawan Maria adalah umumnya digambarkan memakai jubah biru).
Arti biru terpengaruh secara luas tergantung pada rona keteduhan yang tepat. Dalam desain, yang pasti warna biru yang Anda pilih akan memiliki dampak besar pada bagaimana desain dapat dirasakan dan diresapi. Cahaya kebiruan sering santai dan menenangkan. Biru terang dapat memberikan energi dan menyegarkan. Biru gelap sangat baik untuk situs perusahaan atau desain di mana kekuatan dan kehandalan adalah penting.
Ungu
Ungu sudah lama berhubungan dengan kerajaan. Ini kombinasi merah dan biru, dan mengambil beberapa atribut dari keduanya. Ini juga terkait dengan kreativitas dan imajinasi.Di Thailand, ungu adalah warna berkabung bagi para janda. Ungu gelap secara tradisional dikaitkan dengan kekayaan dan royalti, sementara ungu ringan (seperti lavendar) dianggap lebih romantis. Desain, ungu gelap dapat memberikan rasa kekayaan dan kemewahan. Cahaya ungu yang lebih lembut berhubungan dengan musim semi dan asmara.

Kontras komplementer
Kontras komplementer adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat, lebih terang, dan lebih hidup. Skema warna kontras komplementer yang umum adalah kombinasi antara warna primer dan warna sekunder. Kelompok yang termasuk kombinasi warna kontras komplementer adalah warna hijau dan merah, orange dan biru, serta kuning dan ungu. Kombinasi warna kontras komplementer merupakan kombinasi warna panas dan dingin.

Kontras split komplemen
Kontras split komplemen adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°).  Skema warna ini kontras tapi tidak ekstrem. Misalnya warna kuning dapat  beradu dengan warna merah ungu dan biru ungu. Jadi pada skema warna ini, terdapat tiga warna yang dapat dikombinasikan.

Kontras triad komplementer
Kontras triad komplementer adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°. Skema warna ini dapat menciptakan kombinasi warna yang lebih hidup.

Kontras tetrad komplementer
 Disebut juga dengan double komplementer. Pada skema ini terdapat empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
MONOTONE CHROMATIC
Skema warna monothon chromatic merupakan padanan satu warna dengan variasi saturasi dan bayangan.
MONOTONE ACHROMATIC
Skema warna ini merupakan padanan satu warna dari putih ke hitam

Fungsi Warna
  1. Fungsi identitas, dimana orang mengenal sesuai dari warnanya, seperti seragam, bendera, logo perusahaan dan lain-lain.
  2. Fungsi isyarat atau media komunikasi, warna memberikan tanda-tanda atas sifat dan atau kondisi, seperti merah bisa memberikan isyarat marah atau bendera putih mengisyaratkan "menyerah". Pada dasarnya dari beberapa warna yang telah diterapkan tersebut dapat ditinjau aspek-aspek warna dengan sifat penampakannya. Warna merah, jingga dan kuning bersifat panas berpenampilan lebih menonjol dan merangsang. Makna dari peringatan warna tersebut adalah bahaya dan hati-hati. Sedangkan warna hijau, biru dan ungu bersifat dingin berpenampilan pasif yaitu teduh dan diam. Makna dari peringatan yang dimaksud adalah keadaan yang aman.
Warna juga merupakan lambang atau sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Lampu lalu lintas yang memberi isyarat berhenti diinstruksikan dengan warna merah. Hati-hati dengan warna kuning dan jalan dengan warna hijau. Tanda silang merah berarti palang merah. Kendaraan truk pengangkut bahan bakar minyak selalu berwarna merah menyala. Ambulans kendaraan pengangkut orang sakit selalu berwarna putih. Warna kotak surat yang dulu sering kita temui di jalan selalu berwarna jingga. Telepon umum selalu berwarna biru.
3.    Fungsi psikologis, dari sudut pandang ilmu kejiwaan, warna dikaitkan dengan karakter-karakter manusia. Orang yang berkarakter extrovert lebih senang dengan warna-warna panas dan cerah. Karena tipe orang seperti ini biasanya terbuka, lebih memandang ke luar daripada ke dalam dirinya sendiri, tidak sulit menerima masalah-masalah baru karena cara berpikirnya lebih mengarah pada segi-segi yang umum dari pada yang khusus. Sedangkan orang yang berkarakter introvert lebih senang pada warna-warna dingin dan gelap. Orang bertipe ini biasanya tertutup, lebih memandang ke dalam dirinya sendiri, sulit menerima masalah-masalah baru, lebih suka menyelesaikan pada hal-hal yang khusus daripada yang umum.
Warna juga bisa menimbulkan efek rasa bagi yang melihatnya. Warna-warna matahari seperti kuning, merah, jingga dan yang satu nada dengannya bisa menimbulkan rasa hangat. Sebaliknya rasa dingin bisa ditimbulkan oleh warna-warna dingin seperti biru, biru kehijau-hijauan, putih dan hitam.
Warna-warna muda seperti kuning muda, hijau muda, merah jambu, biru cerah dan coklat cerah memberi kesan ceria yang berjiwa muda. Warna-warna gelap seperti coklat, lembayung, abu-abu dan hijau memberi rasa tenang sehingga menimbulkan keinginan untuk menyepi.

  1. Fungsi alamiah, warna adalah properti benda tertentu warna merupakan penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit dan sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-sifat alami dari obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh, dekat dan lain-lain.
  2. FUNGSI PEMBENTUK KEINDAHAN, karena dengan adanya warna kita dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai contoh apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang sangat gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan jelas. Di sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja namun sebagai elemen yang membentuk diferensial atau perbedaan antara obyek satu dengan obyek lain.
Warna memang tidak bisa dilepaskan dari keidupan kita sehari-hari, karena dengan warna kita dapat membentuk ekspresi jiwa dan dapat memunculkan keragaman bahasa komunikasi. Semoga dengan pembahasan kami ini dapat memberikan tambahan wawasan pembaca mengenai warna.

sumber: 
Swasty, Wirania. 2010. A-Z Warna Interior Rumah Tinggal. Jakarta: Griya Kreasi